TEORI HADIS DAN TEORI DARWIN
TENTANG ASAL-USUL MANUSIA :
Benarkah
Manusia Berasal dari Kera
----------------------------------------------------------
Oleh
: Mahmud Suyuti
I. Pendahuluan
Charles Darwin (selanjutnya disebut Darwin), terkenal dengan teori evolusinya
bahwa manusia berasal dari kera. Banyak ilmuan yang meyakini teori ini, bahkan
Paus Yohannes Paus II membenarkan teori Darwin
tersebut.[1] Pembenaran Paus itu, tentu saja mengejutkan sebab menurut Alkitab,
manusia pertamakali diciptakan ialah laki-laki bernama Ādam, kemudian daripadanya diciptakan perempuan bernama Eva (Hawa).[2] Demikian pula Alquran menegaskan bahwa manusia pertama yang dicipta-kan
Allah adalah seorang khalīfah, dan yang dimaksudkan di sini menurut kebanyakan mufassir
adalah Nabi Ādam as. Namun jika term-term khalifah dan derivasinya dalam Alquran
diinterpretasi lebih lanjut, ternyata pengertiannya tidak merujuk pada Nabi Ādam as semata, dan ini
berarti bahwa ada keraguan tentang "Nabi Ādam as, bukan manusia pertama".
Memang Alquran
sendiri tidak menegaskan secara tekstual bahwa Ādam adalah
manusia pertama. Sehingga di dalam Alquran itu sendiri ditemukan teori tentang
adanya makhluk sebangsa manusia pra-Ādam. Teori yang
sama juga ditemu-kan dalam hadis-hadis Nabi saw. Bahkan hadis-hadis secara
dramatis menceritakan proses penciptakan Ādam dalam
beberapa tahap, sehingga ditemukan isyarat tentang kebenaran teori evolusi Darwin mengenai asal usul
manusia pertama. Karena demikian halnya, timbul pertanyaan : Apakah hadis membenarkan
teori Darwin ?
Pertanyaan di
atas, dijawab pula dalam beberapa hadis yang berkaitan dengan proses penciptaan
Ādam, dan hadis-hadis tersebut harus di-syarah (dianalisis) secara
tekstual dan kontekstual. Sebab, hadis-hadis tentang penciptaan manusia pertama
sangat beragam redaksinya dan ia termasuk dalam wilayah kajian hadis-hadis
kontroversial,[3] hadis-hadis yang secara spintas bertentangan makna dan kandungan-nya
dengan hadis-hadis lain.
Memang banyak hadis walaupun shahih (sah dan akurat, murni
bersumber dari Nabi saw) namun dalam kenyataannya tampak saling bertentangan.
Seperti, ada hadis yang melarang buang hajat menghadap kiblat, dan juga yang
membolehkan; ada hadis yang melarang ziarah kubur, ada juga yang membolehkan;
ada hadis yang melarang nikah kontrak, ada juga yang membolehkan. Demikian pula
ada hadis yang menegaskan bahwa Ādam adalah manusia pertama, dan ada juga
hadis yang menegas-kan bahwa Ādam bukan manusia pertama, sehingga menimbulkan pertanyaan bahwa
kalau manusia bukan keturunan Ādam, apakah ia keturunan kera bin monyet ?. ----Pertanyaan inilah
akan dijawab dalam pemaparan ini. ! ---
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, terlebih dahulu ditegaskan
bahwa hadis-hadis yang dikutip pemaparan makalah ini, adalah berkualitas shahih,
sehingga men-jadikannya sebagai hujjah (pegangan) merupakan
kemestian.
II. Teori Hadis
tentang Siapa Manusia Pertama
A. Adam Bukan Manusia Pertama, hadisnya adalah :
حدثني به موسي بن هرون قال حدثناعمرو بن حمادقال حدثنا اسباط عن
السدي عن ابي مالك و ابي صالح عن ابن عباس
وعن مرةعن ابن مسعود و عن ناس من اصحاب
الرسول الله صلي الله عليه وسلم قالوا بعث الله عز وجل جبريل في الارض ليأتيه بطين
منه فقالت الارض اعوذ بالله منك ان تنقص مني او تشينني فرجع ولم ياخذ و قال رب
انها عاذت بك فأعذتها فبعث ميكائيل فعاذت منه فأعاذها فرجع فقال كما قال جبريل
فبعث ملك الموت فعاذت منه فقال و انا اعوذ بالله ان ارجع و لم انفذ أمره فأخذ من
وجه الارض وخلطه ولم يأخذ من مكان واحد
وأخذ من تربة بيضاء وحمراء وسوداء فلذ لك خرج بنو اد م مختلفين فصعد به فبل التراب
حتي عاد طينا لازبا- و اللازب هو الذي يلزق بعضه ببعض ثم قال للملائكة( اني خالق
بشرا من طين فاذا سويته و نفخت فيه من روحي فقعوا له ساجدين). فخلقه الله بيده
لئلا يتكبر ابليس عنه فخلقه بشرا فكان جسدا من طين اربعين سنة من مقدار يوم الجمعة
فمرت به الملائكة ففزعوا منه لما رأوه وكان اشدهم منه فزعا ابليس فكان يمر به
فيضربه فيصوت الجسد كما يصوت الفخار يكون له صلصــلة فذلك حيـن يقـول ( من صلصال
كالفخار )ويقول لأمر ما خلقت ودخل من فيه وخرج من دبره وقال للملائكة لا ترهبوا من
هذا فان ربكم صمد وهذا اجوف لئن سلطت عليه لأهلكنه فلما بلغ الحين الذي يريد الله
عزوجل ان ينفخ فيه الروح قال للملائكة
اذانفخت فيه من روحي فاسجدوا له فلما نفخ فيه الروح فدخل الروح في رأسه عطس
فقالت الملائكة قل الحمد لله فقال الحمدلله
فقال له الله رحمك ربك فلما دخلت الروح في عينيه نظرالي ثمار الجنة
فلمادخلت الروح في جوفه اشتهي الطعام فوثب قبل ان تبلغ الروح الي رجليه عجلان الي
ثمار الجنة وذلك حين يقول الله تعالي( خلق الانسان من عجل). [4]
Artinya:
Musā ibn Hārun menceritakan kepadaku, Amer
ibn Hammād menceritakan kepada kami, Asbāt menceritakan kepada kami dari
al-Suddiy, dari Ab³ Mālik, dan Ab³ Shāleh dari Ibnu Abbās, dan dari
jalur Murrah dari Ibnu Mas’ud, dan dari seorang sahabat, mereka berkata bahwa
sesungguhnya Allah telah mengutus malaikat Jibril ke bumi untuk mengambil tanah
darinya, maka bumi berkata: aku berlindung kepada Allah dari engkau agar jangan
mengambil tanah dariku, lalu malaikat Jibril kembali tanpa mengambil tanah
sedikit pun, Jibril berkata Ya Tuhanku Tanah memohon perlindungan kepadamu maka
aku memberinya perlindungan, lalu Allah mengutus Mikail, namun demikian pula
halnya, kemudian Allah mengutus Malak al-Maut, lalu tanah memohon perlindungan,
tetapi Malak al-Maut mengatakan justru aku berlindung kepada Allah tidak akan
pulang sebelum aku melaksanakan perintahnya. Lalu ia mengambil dari permukaan
tanah ini dan mencampurnya dari beberapa tempat, diambilnya tanah yang berwarna
merah, yang putih, dan yang hitam, dengan demikian lahirlah anak cucu Adam
dengan warna kulit yang bermacam-macam, Malak al-Maut naik ke sisi Allah, disiramnya tanah itu sampai menjadi tanah
liat (Thin) yang siap ditempa, kemudian Allah berfirman kepada malaikat :Aku
akan menciptakan manusia (basyar) dari tanah liat. Maka Allah menciptakan
manusia (orang pertama) dengan tangan-Nya sendiri agar iblis tidak menjadi
takabbur kepadanya, kemudian Allah menciptakan Adam (sebagai orang/manusia
kedua) menjadi makhluk sempurna, jasad Adam dari tanah tinggal selama 40
tahun dari perhitungan hari jum’at, ketika malaikat melewatinya mereka
terperanga melihatnya, dan yang paling terperanga adalah iblis, iblis
melewatinya dan memukul-mukulnya sampai jasad itu mengeluarkan suara seperti suara tembikar, yang sudah kering, Iblis berkata : untuk apa
kau diciptakan, lalu iblis masuk lewat mulutnya dan keluar melalui duburnya,
kemudian iblis berkata kepada malaikat: jangan kamu gentar kepadanya,
sesungguhnya Tuhanmu adalah tempat bergantung, sedangkan makhluk ini masih
kosong, seandainya aku bisa menguasainya
pasti aku akan menghancur-kannya. Ketika
telah sampai saat yang diingikan oleh Allah untuk meniupkan roh ke dalamnya,
Allah berfirman kepada malaikat, apa bila telah Kutiupkan roh (ciptaan)Ku ke dalamnya sujudlah memberi hormat
kepadanya, setelah ditiupkan roh dan roh tersebut masuk ke dalam kepalanya,
Adam menjadi bersin maka malaikat mengucapkan al-hamdulillah, maka Adam
mengucapkan al-hamdulillah, lalu Allah menjawab yarhamukallah. Dan ketika roh
sampai di matanya Adam melihat buah- buah surga, ketika roh sampai di tenggorokannnya
Adam ingin makan, maka ia bergerak sebelum roh sampai di kakinya secara cepat
untuk mendapatkan buah surga dan itulah makna firman Allah (manusia diciptakan
dalam keadaan terburu-buru).
Hadis
di atas memberikan gambaran bahwa ada manusia yang telah diciptakan sebelum Adam,
kemudian setelah itu dengan melalui proses yang panjang, di mana terjadi
tarik-menarik antara malaikat yang disuruh oleh Allah mengambil segenggam tanah
namun tanah menolak sebagai bentuk protes dan kekhawatirannya apa bila nanti
telah diciptakan manusia dan ia berbuat dosa, maka secara otomatis tanah juga
ikut berdosa. Namun dengan paksa malaikat al-maut datang mengambil segenggam
tanah dan itulah yang dibentuk menjadi manusia yang kemudian diberi nama Adam. Setelah
sempurna bentuk jasmaninya lalu Allah meniupkan roh ke dalamnya sehingga ia
menjadi makhluk sempurna yang mampu berkomunikasi dengan makhluk lainnya.
Selanjutnya setelah roh ditiupkan maka kalimat yang pertama diucapkan oleh Adam
adalah alhamdulillah sebagai tanda kesyukurannya kepada Allah atas
kesempurnaan penciptaannya.
B.
Adam Manusia Pertama, hadisnya adalah :
حدثنا هرون بن موسي بن ابي علقمة الفروي المديني, قال حدثني ابي
عن هشام بن سعد عن سعيد بن ابي سعيد عن ابيه عن ابي هريرة ان رسول الله صلي الله
عليه وسلم قال قد اذهب الله عنكم عبية الجاهلية وفخرها بالآباء, مؤمن تقي و فاجر
شقي و الناس بنو ادم وآدم من تراب[5]
Artinya:
Harun ibn Musa ibn Abi Alqamah al-Farwiy
al-Madiniy menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku, dari Hasyam
ibn Saad, dari Said ibn Abi Said dari Bapaknya dari Abu Hurairah sesungguhnya
Rasulullah bersabda: Allah telah mencabut dari pada kamu sekalian kesombongan
jahiliyah dan membanggakan nenek moyang,
manusia hanya orang mukmin yang taqwa atau pendosa yang celaka, manusia
semuanya anak cucu adam, dan adam dari tanah.
Hadis di atas menjelaskan semua manusia adalah cucu Ādam, yang maksudnya bahwa Ādam adalah manusia pertama, dimana proses
penciptaan dan sumber asalnya adalah dari tanah. Dengan unsur tanah ini
merupakan petunjuk bahwa manusia tidak dibenarkan menyombongkan diri, apa lagi
membanggakan nenek moyang mereka.
C. Syarh al-Hadīś, Benarkah Manusia Berasal dari Kera
Dua hadis yang telah dikutip sebelumnya, perlu dianalisis (di-syarah)
lebih lanjut untuk menemukan jawaban tentang asal usul manusia, benarkah ia
berasal dari Kera sebagaimana teori Darwin
?
Hadis pertama, memang menerangkan bahwa sebelum Ādam telah manusia, dan kandungan hadis ini
sejalan dengan penafsiran dalam QS. al-Baqarah (2): 30-31 yang melukiskan
protes para malaikat terhadap Allah, mereka berkata : apakah Engkau akan
menugaskan seorang yang berbuat kerusakan
di sana
dan menumpahkan dara ? Padahal kami memuji Engkau dan Memahasucikan Engkau ?
Jadi jelas sekali bahwa kata-kata ini menunjukkan para malaikat telah
menyaksikan adanya manusia lain sebelum Ādam yang kerjanya adalah merusak dan
bertumpah darah. Malaikat adalah hamba Allah yang suci, taat beribadah, dan
tidak pernah berdusta, ia berkata sesuai apa yang telah disaksikannya, termasuk
adanya manusia sebelum Ādam. Karena itu, jugalah ketika Allah akan menciptakan manusia
periode berikutnya yang disebut Ādam, sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadis
tadi, bumi ini enggang menyerahkan tanahnya, sebab ia juga khawatir
jangan-jangan nanti manusia yang unsur ciptaannya dari tanah tetap berbuat
kerusakan, dan praktis bumi juga ikut berdosa akibat perbuatan manusia
tersebut.
Hadis ini dan keterangan lain yang diperkuat oleh Alquran, serta
interpretasi tentangnya memperkuat argumen teori Darwin bahwa "Ādam bukanlah manusia pertama", yang
diciptakan dari tiada. Keterangan ini juga bisa membuka pintu diterimanya teori
evolusi, bahwa manusia pada mulanya adalah makhluk yang bentuk fisik maupun
rohaninya mendekati binatang jenis mamalia. Ini bukanlah manusia promethean yang
tercipta dengan sendirinya melalui proses bumi, melainkan diciptakan oleh Allah
juga, tetapi secara evolusioner.
Teori Darwin yang menetapkan bahwa semua benda yang ada di alam ini asalnya
dari satu jenis. Beribu-ribu tahun sesudah itu, dengan beransur-angsur, dan
dengan beberapa sebab serta keadaan dari luar, maka terjadilah tumbuh-tumbuhan,
logam, binatang dan lain-lainnya. Binatang-binatang semua asalnya hidup
berkumpul menjadi satu dan di satu tempat. Terus menerus sehingga menjadi lebih
banyak dan kekurangan tempat, terpaksa binatang itu bercerai-berai mencari tempat
sendiri-sendiri. Lantaran berpindah maka mereka merasakan bermacam-macam
keadaan dan cuaca, maka terjadilah bermacam-macam rupa dan kelakuan. Ada singa,
harimau, kambing, sapi, burung dan lainnya termasuk juga kera. Dengan kemajuan
yang berturut-turut (evolutie), dari “kera” ini terjadilah satu binatang yang
paling sempurna dan sopan, itulah manusia, artinya manusia berasal dari kera,[6] oleh karena itu Adam bukanlah manusia pertama-tama
tetapi ia hanyalah satu kejadian baru dan sebelumnya sudah ada makhluk yang
lain.
Lebih lanjut Darwin melukiskan bahwa kondisi
fisik manusia purba, dan antropologi fisik secara visual digambarkan manusia
menyerupai kera, moyet, atau gorilla, dan karena itulah manusia awal dan
pertama dalam beberapa tahap evolusi mencirikan dunia binatang. Makhluk pra manusia kemudian berubah menjadi
manusia ketika timbul kesadaran diri (self awarenes), penalaran (reason),
dan kemampuan berkhayal (imagination). Pada waktu itulah lahir Ādam yang memiliki kemampuan simbol-simbol
kehidupan, yang menjadi dasar kemampuan rekayasanya dalam menunaikan tugas
amanahnya sebagai khalifah yang akan mengelolah bumi ini dengan baik.[7]
Dengan adanya proses evolusi dari kera ke manusia, maka dalam beberaapa
literatur Islam pun ditemukan adagium bahwa "الإنسان
حيوان ناطق (manusia adalah sebangsa binatang yang pandai berbicara)."
Hadis Kedua, dan hadis-hadis yang sejalan dengannya akan dikutip satu-persatu
dalam uraian ini, menerangkan bahwa Ādam adalah manusia pertama, yang tercipta
dari tanah, dan ia tidak berevolusi dari kera. Ayat yang memperkuat keterangan
ini adalah antara lain QS. al-Hijr (15): 26, dan QS. al-Mukminun (32): 12.
Kemudian hadis lain yang sejalan dengannya adalah :
حدثنا مسدد عن يزيد بن زريع ويحي بن سعيد حدثاهم قالا: ثنا عوف,
قال ثنا قسامة بن زهيرقال ثنا ابو موسي الاشعري قال قال رسول الله صلي الله عليه
وسلم ان الله تعالي خــلق ا دم من قبضة قبضها من جميع الارض فجاء بنو ا دم علي قدر
الارض فجاء منهم الاحمر و الابيض والاسود و بين ذ لك و السهل و الحزن و الخبيث و
الطيب " [8]
Artinya
Musaddad menceritakan kepada kami, dari Yazid
ibn Zurai’ dan Yahya ibn Said keduanya berkata Auf menceritakan kepada kami,
Qusamah ibn Zuhair menceritakan kepada kami Abu Musa al-Asy’ariy menceritakan
kepada kami bahwa Rasulullah bersabda: sesungguhnya Allah telah menciptakan
Adam dari segenggam tanah yang diambil dari semua macam tanah, maka datanglah
anak cucu adam sesuai kadar tanah ciptaannya, di antara
mereka ada yang warna kulit merah, putih, dan hitam, ada yang
lembut dan ada yang kasar, ada yang kotor dan ada yang bersih.
Hadis ini menjelaskan bahwa unsur penciptaan Ādam adalah dari berbagai macam warna tanah
yang memberi pengaruh pengaruh terhadap warna kulit anak cucunya nanti,
termasuk mempengaruhi watak dan karakter mereka. Adanya kejelasan bahwa manusia
pertama, yakni Ādam diciptakan dari tanah, praktis bahwa ia tidak berevolusi dari
kera.
Juga
ada riwayat al-Hakim dari Ibn Abbas yang menyebutkan bahwa sekitar 2000 tahun
sebelum Adam sudah diciptakan jin oleh Allah dan ditempatkan di bumi, dan
mereka inilah yang melakukan kerusakan dan pertumpahan darah dan dijadikan
contoh bayangan oleh malaikat.[9] juga beberapa
riwayat tentang dialog antara Musa dan Adam yang menyebutkan Adam sebagai bapak
manusia[10] Dari keterangan
ini memberikan pengertian bahwa sebelum Adam tidak ada makhluk yang bernama
manusia, dan yang digantikan Adam adalah makhluk jin yang sudah dibinasakan
oleh Allah sebagai penghuni bumi. Hal ini sejalan pula dengan pendapat Muhammad
Isa Daud yang mengatakan bahwa Sebelum Iblis, ada suatu kaum yang kafir, mereka
adalah golongan jin, mereka adalah yang ada di bumi, oleh karena itu
kemaksiatan iblis hanyalah mengikuti kemaksiatan golongan jin yang ada
sebelumnya di bumi.[11] Bahkan menurut Isa
Daud “bola bumi sejak awal penciptaannya, mengenal bermacam-macam makhluk yang
sadar, cerdas dan berakal. Namun bulatnya bumi tidak mengenal kehidupan yang
diberi tugas (mukallaf) dengan kekhalifahan dari Allah kecuali dengan awal
penciptaan jin dan penempatannya di bumi yang mendahului Adam dengan masa yang
mencapai jutaan tahun.
Selanjutnya ditemukan hadis tentang bentuk
jasmani Adam yang juga bisa memperkuat bahwa dialah sebagai manusia pertama. Hadis tersebut adalah :
حدثني عبد الله بن محمد حد ثنا عبد الرزاق عن معمر عن همام عن ابي
هريرة عن النبي صلي الله عليه وسلم قال خلق الله اد م و طوله ستون ذراعا ثم
قال اذهب فسلم علي اولئك من الملا
ئكة جلوس فاستمع ما يحيونك فانها تحيتك و تحية ذريتك فقال السلام عليكم فقالوا السلام عليك ورحمة الله فزادوه ورحمة الله فكل من يدخل الجنة علي صورة اد م فلم يزل
الخلق ينقص حتي الآن. [12]
Artinya:
Abdullah ibn Muhammad menceritakan
kepadaku, Abd al-Raz±q menceritakan
kepada kami, dari Ma’mar dari Hamm±m, dari Ab Hurayrah dari Nabi saw bersabda:
Allah telah menciptakan Adam yang tingginya 60 hasta, kemudian Allah
berfirman pergilah dan beri salam kepada
kelompok malaikat yang sedang duduk itu kemudian dengarkan apa jawaban mereka
kepadamu, dan itulah salam penghormatanmu dan anak cucumu, Adam mengucapkan
“assalamu alaikum” , kemudian malaikat menjawab “ al-salam alaika wa
rahmatullah” mereka tambahkan “ wa rahmatullah” , maka setiap orang yang akan
masuk sorga seperti bentuk tubuh Adam, dan penciptaan makhluk itu akan selalu
berkurang sampai sekarang.
Hadis di atas memberikan penjelasan bahwa bentuk dan
besarnya serta tinggi badan Ādam
sebagai makhluk manusia pertama adalah setinggi 60 hasta dan lebar badannya 7
hasta. Juga dalam hadis ini dijelaskan bahwa anak cucu Adam akan mengalami
penyusutan penciptaan dalam arti baik tinggi maupun besarnya akan menjadi semakin kecil sampai hari
kiamat, nanti menjelang masuk sorga mereka akan dikembalikan penciptaannya
seperti penciptaan Adam 60 hasta. Dari sini kemudian dipahami bahwa manusia
tidak berasal dari kera, karena postur tubuh kera paling tinggi, 1/5 meter, dan
cara justru kera-kera saat ini mengalami penyusutan semakin kecil dan atau
semakin pendek ukuran tubuhnya.
III.
Penutup/Kesimpulan
Dapatlah
disimpulkan bahwa asal usul manusia sesuatu yang misterius, dan dalam beberapa
teori termasuk dalam teori hadis ditemukan isyarat pembenaran atas teori Darwin yang menyatakan
bahwa manusia berasal dari kera. Namun bila hadis tersebut di-syarah lebih
lanjut, kemudian dikaitkan dengan sejumlah hadis-hadis yang relevan dengannya ditemukan
teori lain yang menegaskan bahwa asal manusia yang sebenarnya adalah dari Ādam yang tercipta dari
tanah.[]
IV. Daftar Pustaka
Al-Qur'an al-Karim,
al-Hadīś al-Syarīf ; al-Bukhari
; Muslim; Abu Dāwud; Musnad Ahmad; Musnad al-Hakim.
Alkitab, Kitab Kejadian
"Genesis"
Aiken, Lisa. To be Jewish Woman. London: Janson Aronson
Inc, 1992.
Darwin, Charles. The Origin of Species and the Survival of the Fittest by Means of
Natural Selection. New York : Colombia
University Press, 1975.
Daud, Muhammad Isa. Para
Penghuni Bumi Sebelum Kita. Cet.VIII, Bandung:
Pustaka Hidayah, 2001.
Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azhim, juz I.
Bairut: Dar al-Ma’rifat, 1969.
Madjid, Nurcholish. Pandangan Keagamaan terhadap Teori Evolusi, "Makalah Seminar LIPI-IAIN-ICMI" Jakarta
18 Desember 1996.
Suyuti, Machmud. Syarah Hadis-hadis Kontroversial. Cet.
I; Makassar : Yapma, 2006
Thabariy, Ibn Jarīr. Jami' Ta'wil al-Qur'an, jilid
I. Bairut: Dār al-Fikr, 1984.
Zaini, Syahminan. Mengenal Manusia lewat Al-Qur’an.
Surabaya: Bina
Ilmu, 1980.
[1] Uraian
tentang "Pembenaran Paus tentang teori Darwin", dapat dilihat dalam Nurcholish
Madjid, Pandangan
Keagamaan terhadap Teori Evolusi, "Makalah Seminar LIPI-IAIN-ICMI" Jakarta 18 Desember 1996, h.
1-2.
[2] Kitab
Kejadian "Genesis"/1: 26. Penjelasan lebih lanjut lihat Lisa Aiken, To
be Jewish Woman (London: Janson Aronson Inc, 1992), h. 12.
[3] Uraian
lebih lanjut tentang hadis-hadis kontroversial, lihat Machmud Suyuti, Syarah
Hadis-hadis Kontroversial (Cet. I; Makassar
: Yapma, 2006), h. 34-35.
[4] Al-Bukhari,
kitāb Bad' al-Khalq, dikutip dari Tafsir Ma'śūr Ibn Jarīr al-Thabariy, Jami'
Ta'wil al-Qur'an, jilid I (Bairut: Dār al-Fikr, 1984), h. 203.
[5] Abū
Dawud Sulaiman bin al-Asy'ats al-Sijistani, Sunan Abu Dawud, juz IV ( t.t, Maktabah Dahlan, t.th), h. 222.
[6] Lihat
“The Descent of Man and Selection in Relation to see” sebagaimana yang dikutip
oleh Syahminan Zaini , Mengenal Manusia lewat Al-Qur’an (Surabaya: Bina
Ilmu, 1980), h. 32-33.
[7] Charles
Darwin, The Origin
of Species and the Survival of the Fittest by Means of Natural Selection (New York : Colombia University Press, 1975),
h. 21.
[11] Lihat
selengkapnya Muhammad Isa Daud, Para Penghuni Bumi Sebelum Kita
(Cet.VIII, Bandung:
Pustaka Hidayah, 2001), h. 90.
[12] Dikutip
dari Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhariy, Shahih al-Bukhariy,
juz II (Indonesia:
Maktabah Dahlan, t.th), h. 1299.